AB840. Upaya Mencegah Aku Dikutuk Jadi Co-Pilot Yang Menubrukkan Umat Manusia Ke Kiamat Akibat Aku Tidak Bersyukur

 
 

Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL:  Upaya Mencegah Aku Dikutuk Jadi Co-Pilot Yang Menubrukkan
Umat Manusia Ke Kiamat Akibat Aku Tidak Bersyukur

 
 

jktproperty.com
suarajakarta.co
Acara Property In Harmony dari Agung Podomoro Land yang dipandu Shara Virrisya pada tanggal 4 April 2015 yang lalu, dengan salah satu proyek adalah Pulit City berupa pulau buatan “G” yang dihasilkan melalui reklamasi dan merupakan bagian dari Giant Sea Wall, mengingatkan aku pada ide yang pernah aku buat sekitar tahun 90-an mengenai Marina Hotel yang terinspirasi bentuk bangunan di Bali, seperti Pagoda sebagaimana pada gambar berikut ini.
Pure Ulun Danu Bali
o.travel
Pure Tanah Lot Bali
anekatempatwisata.com
Terinspirasin oleh bangungan Pure di Bali, berdasarkan foto-foto Pure dari post card yang banyak dijual di toko buku, aku buat desain gedung Marina Hotel berikut ini. Tapi dua foto Pure diatas aku ambil dari Internet, karena lebih tajam dibandingkan kalau aku repro dari post card. Ide desain ini pernah pula aku kirimkan dengan langsung datang ke kantor pak Ciputra sekitar tahun 1995 di PT Pembangunan Jaya jalan Thamrin, tapi aku tidak tahu apakah dibaca langsung oleh pak Ciputra atau ditangani anak buah beliau.
Berketepatan aku membuat ide desain gedung unik seperti itu, kemudian di dunia juga sedang trend gedung pencakar langit yang terinspirasi bangunan tradisional seperti itu.
wikipedia.org tripadviser.ie
imgarcade.com
realestate.theamiratesnetwork.com
Setelah aku membuat desain ide gedung Marina Hotel itu pada sekitar awal 90-an, lalu pada 2001 proyek Palm Jumeirah di Dubai dimulai, dengan hotel Atlantis seperti foto berikut ini yang memiliki bentuk sepintas mirip desain yang aku buat itu. Sehingga seperti isyarat dari langit karena pada tahun 1982 aku pernah menolak tawaran studi ke Timur Tengah di bidang arsitektur yang ditawarkan tetanggaku sorang tokoh Muhammadyah, kesempatan baik yang memang sejak lama aku dambakan, untuk studi di Timur Tengah. Penolakanku itu bukan mustahil dapat menyebabkan aku tergolong orang yang mengingkari nikmat Allah.
blog.atlantisthepalm.com
panoramio.com
blog.atlantisthepalm.com
http://www.aucegypt.edu
The American University in Cairo was founded in 1919 by Americans devoted to education and service in the Middle East. For its first 27 years, the university was shaped by its founding president, Dr. Charles A. Watson, who wished to create an English-language university based on high standards of conduct  and scholarship and to contribute to the intellectual growth, discipline, and character of the future leaders of Egypt and the region. In 1956, the School of Oriental Studies was incorporated into the Faculty of Arts and Sciences as the Center for Arabic Studies. The English Language Institute was added the same year. After the Faculty of Education was discontinued in 1961 and degree offerings  were dropped from the Division of Public Service, university degree work was consolidated into a single academic structure; the Faculty of Arts and Sciences. Programs in sociology, anthropology, political science and economics were added to the curriculum and the natural science offerings were significantly expanded. In 1993, the academic programs offered through 13 departments were organized into three schools: Humanities and Social Sciences; Sciences and Engineering; and Business, Economics and Communications. 
 
 
 
Tawaran bantuan aku dapatkan dari tetanggaku tahun 1982 untuk studi di Timur Tengah. Semula untuk ke Arab Saudi, tapi lalu sang istri mengusulkan agar lebih baik aku ke American University di Kairo, Mesir, dengan bahasa pengantar bahasa Inggris jadi aku tidak perlu repot untuk lebih dulu belajar bahasa Arab.
Beberapa tahun kemudian ketika aku kerja di American Express tahun 1989, ternyata managerku juga dari Timur Tengah, pak Wardy Bafagih yang keturunan Arab. Kemudian setelah aku kerja di American Express sekitar 6 bulan, lalu terjadi beberapa peristiwa bersejarah di dunia, tembok Berlin runtuh, Uni Sovyet terpecah menjadi beberapa negara, blok Timur yang semula negara-negara komunis sebagian besar beralih menjadi lebih demokratis. Seperti mengingatkan aku bahwa tawaran studi di American University di Mesir itu selain untuk studi, juga memiliki makna lain yang penting terkait sejarah dunia.
Tahun 2001 aku menghubungi kamu lewat telepon untuk melukis kamu di Metro TV, dan kamu setuju aku datang. Seperti pernah aku sebutkan, saat itu Metro TV masih baru, dan kamu kalau muncul cuma disorot kamera dari arah depan saja, sehingga semula aku kira kamu itu Jawa, atau Sunda, atau Padang atau daerah lain. Apalagi nama belakang kamu Sarita itu tidak terdengar seperti nama Arab.
Rahma Sarita 2001
newsanchoradmirer.wordpress.com
 
Baru kemudian ketika ketemu di Metro TV, saat kamu turun tangga dan kebetulan tempat dudukku di ruang tamu menyebabkan wajah kamu terlihat dari samping, aku langsung terkejut “Masya Allah, itu cewe Arab amat ……”. Malah aku sempat berpikir itu bukan kamu, melainkan teman kamu seperti biasa kalau di kantoran ‘kan suka muncul rekan lain dulu, memberi tahu kamu masih ada rapat dulu atau bagaimana. Jadi seperti peringatan lain dari langit terkait aku menolak bantuan tetanggaku untuk aku studi di Timur Tengah.
Rahma Sarita pada Ada Apa Berita di Jak-TV tanggal 22 Mei 2012 Rahma Sarita pada Ada Apa Berita di Jak-TV 11 Februari 2013
google maps
Sekitar lima hari menjelang Sabtu 10 April 2015 aku baru tahu kalau di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ada peringatan 200 tahun letusan gunung Tambora 10 April 1815. Kurang lebih satu tahun yang lalu aku sudah pernah lihat juga rencana acara itu di situs resmi propinsi NTB, waktu aku cari info soal gubernur NTB Zainul Majdi, namun tidak secara detil. Dan karena kemudian banyak berita-berita lain yang bermunculan, sehingga aku tidak ingat lagi, dan baru ingat lagi sekitar lima hari menjelang acara itu. Angka 200 tahun atau 2 abad itu jadi seperti terkait soal “4 at 20” yang kemudian aku ganti menjadi “8 at 40”, yang aku ungkapkan di “Tweet Hilang, Isyarat Agar Aku Becoming Steve Jobs“. Sehingga seperti isyarat bahwa “8 at 40” memang lebih baik agar tidak menjadi bencana seperti letusan gunung Tambora pada 2 abad yang lalu itu. Letusan gunung Tambora pada 10 April 1815 itu disebut oleh livescience.com sebagai “the biggest volcanic blast in recorded history”. Sedangkan BBC menyebut sebagai “the most powerful eruption in recorded history”. Dan Smithsonian Institution, lembaga pendidikan terkemuka di AS yang memiliki 19 museum, 9 pusat riset, serta afiliasi di 180 negara, menyebut  “the most destructive explosion on earth in the past 10,000 years was the eruption of an obscure volcano in Indonesia called MountTambora”. Letusan gunung Tambora 10 April 1815 itu menyebabkan tahun 1816 menjadi “The Year Without Summer” akibat debu Tambora yang bertahan lama di atas bumi, sehingga bumi mengalami tahun tanpa musim panas. Sehingga wilayah Eropa dan Amerika Utara mengalami gagal panen, dan korban tewaspun meningkat. Disebutkan pula, selain manusia yang mengalami kesulitan pangan, kuda yang saat itu alat transportasi penting juga banyak yang mati kurang makan. Sehingga menginspirasi Karl von Dreise di Jerman untuk menghasilkan sepeda, kendaraan yang bergerak tanpa perlu kuda. Juga menginspirasi penulis Mary Shelley untuk menghasilkan tokoh bernama Frankenstein, manusia buatan yang kemudian dibuat film yang jadi terkenal juga.
Ini menjadi isyarat penting untuk aku, apalagi gubernur NTB saat ini adalah pak Zainul Majdi yang tahun 2009 mencetak rekor sebagai gubernur termuda karena saat dilantik sebagai Gubernur NTB pada 17 September 2008, Majdi berusia 36 tahun tiga bulan 17 hari. Nama pak Zainul Majdi mengingatkan aku pada pamanku Oom Zainoel yang sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Sehingga seperti agar “8 at 40” itu diwujudkan, terkait namaku Firman yang dalam bahasa Jerman atau Belanda kata “fir” berarti 4, dan kesediaanku menjadi kosong dari dunia ini, ketemu ajal.
Mount Tambora volcano on Indonesia’s Sumbawa Island was the site of the world’s largest historical eruption in April 1815.   Credit: NASA Landsat7 – livescience.com
Mount Tambora‘s 1815 eruption is the largest recorded.     Credit: NASA  –  livescience.com
 
 
200 Years After Tambora,

Indonesia Most at Risk of

Deadly Volcanic Blast

livescience.com
April 10, 2015    01:44pm ET
Two hundred years after the biggest volcanic blast in recorded history, scientists have ranked the countries most at risk of a deadly volcanic eruption. Today (April 10) marks the 200th anniversary of the 1815 Tambora eruption in Indonesia. The enormous explosion changed global climate, causing a “year without a summer” in the Northern Hemisphere. Sulfur dioxide from Mount Tambora lingered in the atmosphere for several years, cooling the planet and triggering crop failures, famine and human disease pandemics in North America, Europe and Asia. “People were eating cats and rats,” said Stephen Self, a volcanologist at the University of California, Berkeley and an expert on the Tambora eruption. There is a 30 percent chance of another Tambora-size eruption striking this century, according to a new global volcanic hazard report prepared for the United Nations. An international team of experts, known as the Global Volcano Model Network, culled reports of the death and destruction wrought by volcanoes and ranked the countries most likely to face such future disasters. The report, called “Global Volcanic Hazards and Risk,” will be published in May by Cambridge University Press. Indonesia remains the country most at risk of another deadly volcanic eruption, according to the new report. To create the rankings, the scientists considered how often volcanoes within a country have erupted in the past 10,000 years and their different hazards. For example, ice-covered volcanoes can unleash fast-flowing mudflows called lahars. One of the most lethal volcanic events in the past 400 years was a lahar that raced down Colombia’s Nevado del Ruiz volcano in 1985, killing more than 23,000 people. [10 Most Hazardous Countries for Volcanoes (Photos)]
setkab.go.id / 11 April 2015
Presiden Jokowi menandatagani prasasti Taman Nasional Tambora, di Dompu, NTB, Sabtu (11/4).    setkab.go.id / 11 April 2015
 
 
Jokowi Minta 2 Abad Letusan

Tambora Diperingati Tiap Tahun

liputan6.com – 11 Apr 2015 at 12:47 WIB
Liputan6.com, Mataram – Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akhirnya resmi menjadi taman nasional. Status baru Tambora diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu (11/4/2015). Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan, kawasan  Taman Nasional Gunung Tambora merupakan salah satu aset yang harus dijaga dan dirawat supaya bisa lestari dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Presiden juga mengimbau agar peringatan 2 abad meletusnya Gunung Tambora, yang dibingkai menjadi Festival Tambora, digelar setiap tahun guna meningkatkan daya tarik daerah bagi wisatawan.

 
 

Acara Property In Harmony dari Agung Podomoro Land yang dipandu Shara Virrisya tanggal 4 April 2015 yang lalu, menampilkan antara lain proyek Pulit City, reklamasi membentuk pulau buatan “G”, bagian dari Giant Sea Wall. Dari berbagai info di Internet, memang proyek Giant Sea Wall itu sudah mulai dikerjakan. Tapi aku tidak tahu apakah Bill Gates masih berminat seperi yang aku sebutkan di “Respon Bill Gates Soal Giant Sea Wall” dan “Bill Gates Suka Bebek Besar“.

Kemunculan soal proyek pulau “G” bagian dari Giant Sea Wall itu, mengingatkan aku pada ide yang pernah aku buat sekitar tahun 90-an mengenai Marina Hotel seperti pada gambar diatas. Ide itu pernah aku kirimkan dengan langsung datang ke kantor pak Ciputra sekitar tahun 1995 di PT Pembangunan Jaya jalan Thamrin, tapi aku tidak tahu apakah dibaca oleh beliau atau ditangani oleh anak buah beliau. Kemudian aku muat pula dalam suratku ke Bill Gates “Previous Idea of Reclamation Project” pada 12 Februari 2007. Meskipun surat di Internet itu sudah dihapus sejak tahun 2009 karena Yahoo menutup operasi situs Geocities.com, tapi belakangan aku ketahui ada pihak yang memunculkan lagi surat itu di Internet pada http://www.geocities.ws/closing_wd_dst/ltr/e/bgt83.html

Namun ada soal yang sangat penting terkait nasib umat manusia, yaitu membuat aku teringat pada soal tawaran melanjutkan kuliah yang pernah diberikan oleh tetanggaku dulu di tahun 1982. Saat itu umurku 24 tahun, sebab aku lahir pada 17 Mei 1958, dan tetanggaku itu yang tinggal di jalan Sukabumi 11 Jakarta Pusat merupakan tokoh Muhammadyah yang sudah sering membantu para pemuda untuk melanjutkan studi ke Timur Tengah.

Semula aku ditawari untuk kuliah di Arab Saudi, tapi kemudian istri dari tetanggaku itu mengatakan mungkin lebih baik aku ke Mesir saja, karena disana ada American University di kota Kairo, Mesir, dengan bahasa pengantar bahasa Inggris, jadi tidak terlalu sulit untuk aku dibandingkan kalau harus belajar bahasa Arab dulu. Kebetulan pula beberapa waktu kemudian orang tuaku mendapat pesangon pindah rumah dari rumah VB di jalan Sukabumi, sehingga ada cukup dana untuk aku menerima tawaran melanjutkan studi itu. Apalagi sebelum itu aku memang sangat ingin untuk dapat kuliah di Timur Tengah. Tapi kemudian aku tidak menjalani lebih lanjut tawaran itu, karena aku merasa tidak terlalu pandai untuk melanjutkan studi di universitas. Aku lebih mudah kalau belajar yang langsung praktek. Kalau sampai studiku gagal, aku cuma akan mengecewakan saja bagi tetanggaku itu.

Semula aku berpikir keputusanku untuk menolak kesempatan melanjutkan studi yang ditawarkan oleh tetanggaku itu sudah benar, karena akan buang  waktu, ongkos dan tenaga saja kalau aku tidak berhasil menyelesaikan studiku. Tapi kemudian aku pikir penting juga untuk waspada, apakah dengan menyia-nyiakan kesempatan baik studi di Timur Tengah yang memang sangat aku dambakan itu, aku tidak kemudian termasuk ke dalam orang yang mengingkari karunia Allah. Seperti yang sering disebutkan oleh para Ustadz soal surah 14, surah Ibrahim  ayat 7 : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”  Apalagi kalau adzab itu bukan cuma menimpa aku melainkan juga orang-orang lain seperti disebut pada surah 8, surah Al Anfaal ayat 25:  “Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”

Memang kalau aku perhatikan, sesudah aku menolak bantuan untuk studi di TimurTengah itu, kemudian muncul beberapa peringatan yang seperti terkait dua ayat itu. Tahun 1988 anak perempuan dari tetanggaku itu menikah, dia kuliah di Trisakti sejak tahun 1982. Kalau dihitung sejak tahun apabila aku ambil tawaran studi di Timur Tengah itu, dari 1983 ke 1988, berarti 5 tahun yang merupakan waktu yang kurang lebih dijalani seseorang untuk lulus kuliah. Jadi seperti mengingatkan aku, bahwa andaikan aku ambil tawaran studi itu, maka setelah selesai studi aku sudah bisa kerja di posisi yang baik dan menikah. Tidak seperti sekarang yang masih single berkepanjangan.

Sekitar tahun 1986 sampai 1990, aku mendapat ide untuk membuat desain beberapa gedung yang unik, satu diantaranya beberapa tahun kemudian ternyata menyerupai bangunan hotel Atlantis di Palm Jumeirah Dubai yang mulai dibangun tahun 2001. Jadi seperti mengingatkan aku, kalau waktu itu aku jadi melanjutkan studi arsitek di Timur Tengah, bukan mustahil ide-ide yang muncul itu dapat aku wujudkan dengan baik, dan lebih meyakinkan pihak yang aku ajak kerjasama sebab statusku sudah sebagai arsitek betulan. Tidak seperti sekitar tahun 1990-an ketika aku ajukan salah satu desain itu yang berupa gedung Joglo ke pimpinan Gudang Garam di Jakarta, dalam keadaan aku bukan sebagai arsitek lulusan kuliahan, sehingga tidak meyakinkan.

Tahun 1989 aku melamar kerja di American Express, dan ternyata managerku dari Timur Tengah, pak Wardy Bafagih yang keturunan Arab. Setelah aku kerja di American Express sekitar 6 bulan, lalu terjadi beberapa peristiwa bersejarah di dunia, tembok Berlin runtuh, Uni Sovyet terpecah menjadi beberapa negara, blok Timur yang semula negara-negara komunis sebagian besar beralih menjadi lebih demokratis. Seperti mengingatkan aku bahwa tawaran studi di American University di Kairo Mesir itu selain untuk studi, juga memiliki makna lain yang penting terkait sejarah dunia.

Tahun 2001 aku menghubungi kamu lewat telepon di Metro TV untuk melukis kamu. Seperti pernah aku sebutkan, saat itu Metro TV masih baru, dan kamu kalau muncul membawakan berita cuma disorot kamera dari arah depan saja, sehingga semula aku kira kamu itu Jawa, atau Sunda, atau Padang atau daerah lain. Apalagi nama belakang kamu Sarita itu tidak terdengar seperti nama Arab. Baru kemudian ketika ketemu di Metro TV, saat kamu turun tangga dan kebetulan tempat dudukku di ruang tamu menyebabkan wajah kamu terlihat dari samping, aku langsung terkejut “Masya Allah, itu cewe Arab amat ……”. Malah aku sempat berpikir itu bukan kamu, melainkan teman kamu seperti biasa kalau di kantoran ‘kan suka muncul rekan lain dulu, memberi tahu kamu sedang ada rapat dulu atau bagaimana. Jadi seperti peringatan lain dari langit terkait aku menolak bantuan tetanggaku untuk aku studi di Timur Tengah.

Waktu siang hari 10 April 2015 aku lihat surah dan ayat 8:25 yang aku sebutkan diatas itu, aku jadi teringat pada peta jalan Sukabumi dan peristiwa kecelakaan Germanwings yang menurut pemeriksaan sementara diakibatkan oleh co-pilot Andreas Lubitz menubrukkan pesawat ke pegunungan Alpen, sebagaimana aku tulis di “Dugaan Co-Pilot Sengaja Menubrukkan Pesawat 4U 9525 Ke Pegunungan Alpen, Lalu Air Canada AC624 Selip Tanpa Korban Tewas“. Jadi seperti peringatan kalau aku tidak hati-hati dengan semua isyarat ini, aku bisa dikutuk menjadi seperti co-pilot pesawat Germanwings itu, dalam hal ini bukan cuma membawa pesawat dengan 150 orang menubruk pegunungan, melainkan membawa dunia ini dengan milyaran manusia menuju kiamat.

Saat aku mempersiapkan penyelesaian surat ini, sedang ada acara memperingati 200 tahun, atau 2 abad, letusan gunung Tambora 10 April 2015. Keterangan lebih lengkap aku tuliskan dekat peta diatas. Nama gunung Tambora jadi seperti terkait juga dengan soal aku ditawari studi di Timur Tengah pada tahun 1982 oleh tetanggaku yang tokoh Muhammadyah itu, sebab beliau berasal dari Padang atau dikenal juga dengan Minangkabau. Sudah umum dikenal kalau kita makan di restoran Padang, kalau kita mau tambah makanan kita menggunakan kata bahasa Padang “tambo …..”, yang berarti tambah. Jadi nama gunung Tambora itu seperti peringatan terkait surat-surat ini aku tujukan ke kamu Rahma Sarita agar aku tidak memperburuk posisiku, yang saat menolak mengambil kesempatan studi di Timur Tengah tahun 1982 itu aku seperti kurang mensyukuri karunia Allah. Jangan sampai “tambo Rahma”, ditambah dengan persoalan dengan kamu, sikapku yang kurang pandai mensyukuri karunia Allah itu, sebab dapat memicu bencana yang bukan cuma menimpa aku melainkan juga orang-orang lain seperti disebut pada 8:25 yang aku ungkapkan diatas. Karena sejak awal aku hubungi kamu adalah soal lukisan, dan kali ini Bill Gates dan Warren Buffett seperti berminat, maka aku jangan sampai tidak mensyukuri dengan baik, sebab dapat memicu bencana.

Beberapa peringatan itu ditambah lagi dengan sudah muncul beberapa bencana besar yang seperti terkait dengan aku. Termasuk soal “Angka 444 Soal Aku Ketemu Ajal Meninggalkan Kesenangan Kepada Dunia” mengenai bencana bisnis Warren Buffett dan Bill Gates yang mengalami kerugian 444 juta US dollar dari kepemilikan perusahaan Inggris bernama Tesco, yang dibeli akhir tahun 2012 beberapa bulan setelah aku ke Arab Saudi untuk Umroh di bulan April 2012. 

Tentu yang sangat penting aku waspadai setelah semua isyarat yang muncul itu adalah jangan sampai kiamat muncul gara-gara persoalan aku, lalu di akherat diumumkan bahwa kiamat muncul karena aku mengingkari nikmat Allah. Oleh sebab itu moga-moga kalau lukisan-lukisanku jadi dibeli, akan memungkinkan aku melakukan perjalanan ke berbagai tempat menggali inspirasi dan membagi sumbangan sosial sesuai janjiku kepada Lady Di, sebelum aku ketemu ajal. Seperti kata para Ustadz, ikutilah perbuatan burukmu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan burukmu.

 
 

Jakarta,  12 April 2015.
wassalam,

 
 

a.m. firmansyah
sms +62812 183 1538

 
 
 

 

Leave a comment