AB799. NatGeo Holy Lance Dan Aku Pulang Lancar Ke Akherat Dengan Open Kap

 
 

Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL:  NatGeo Holy Lance Dan Aku Pulang Lancar
Ke Akherat Dengan Open Kap

 
 

from channel.nationalgeographic.com
end of  November 2014
channel.nationalgeographic.com/channel/episodes/legend-of-the-holy-spear/
UCL Lab, London: Mettalurgist Robert Feather examining the Vienna spear with a magnifying glass in the laboratory.     channel.nationalgeographic.com
historytoday.com
Fresco atau lukisan dinding karya Fra Angelico yang dibuat pada tahun 1440 dalam biara Dominican di San Marco kota Florence, Italia, menggambarkan saat seorang prajurit Romawi menusukkan tombak ke bagian samping Yesus untuk memeriksa apakah sudah meninggal atau belum. Ternyata yang keluar bukan cuma darah melainkan juga air, dan dianggap sebagai mukjizat. Bagian ujung tombak itu yang kemudian disebut Holy Spear atau Holy Lance, dan digunakan oleh beberapa pemimpin otoriter untuk memperkuat kepemimpinan mereka. Konon Hitler menyimpan Holy Lance itu di bawah tempat tidur untuk menyerap kekuatan ghaib yang ada di dalam Holy Lance itu.
On June 15th, 1098, the army of the First Crusade discovered the Holy Lance – the very spear that had pierced Christ’s side on the cross – in the city of Antioch. historytoday.com
Holy Lance,  a relic discovered in June 1098 during the First Crusade by Christian crusaders at Antioch, in Syria. It was said to be the lance that pierced the side of Christ at the crucifixion.    britannica.com
“One of the soldiers pierced his side with a lance (λόγχη), and immediately there came out blood and water.”John 19:34
Ayat pada Injil Yohanes yang mengisahkan soal Holy Lance sebagaimana diungkapkan di worldheritage.org.
A replica of the Vienna spear. The history of the Vienna Spear is shrouded in myth, prophecy and power. Apparently it inspired Roman emperor Constantine to make Christianity the religion of the empire. In the Middle Ages, Charlemagne holds it as he unites Europe into a new Holy Roman Empire. A long line of Medieval kings and emperors then crave its power and prestige. Tyrants like Napoleon and Hitler covet it. When the Nazi despot seizes it, he keeps it under his bed to absorb its mythical power.   channel.nationalgeographic.com
The Spear of Destiny » The supposed Holy Lance
mysteryoftheiniquity.com
Khor Virap monastery near Mount Ararat. St. Gregory was imprisoned here in a pit for 13 years. Mount Ararat is said to be the site where Noah’s Ark rested.    channel.nationalgeographic.com
The Geghard Monastery in Armenia. The spear was allegedly brought here by the apostle Thaddeus. Geghard means spear. This made it a popular place of pilgrimage for Armenian Christians over many centuries.    channel.nationalgeographic.com
Istanbul, Turkey: The Hagia Sofia in Istanbul at sunset, it was the cathedral of Constantine.    channel.nationalgeographic.com
Nuremberg, Germany: Nuremberg Castle, the home of Holy Roman Emperor Charlemagne.    channel.nationalgeographic.com
Hospital of the Holy Ghost, Nuremberg — the location where the Vienna spear was housed during Charlemagne’s reign.    channel.nationalgeographic.com
The Congress Hall and zeppelinfeldin Nuremberg where the Nuremberg Nazi rallies were held.    channel.nationalgeographic.com
Adolf Hitler and the Secrets
of the Holy Lance

by Howard A. Buechner (Author)
Wilhelm Bernhardt (Author)
Paperback, 223 pages
Published 1989
by Thunderbird Press

goodreads.com

Secrets of the Holy Lance:
The Spear of Destiny
in History and Legend
by Jerry E. Smith (Author)
George Piccard (Author)
Paperback, 348 pages
Published 1 Jan 2006
by Adventures Unlimited Press

According to the Gospel of John in the New Testament, as Jesus Christ hung on the Cross a Roman centurion pierced His side with a spear. A legend has arisen that “whosoever possesses this Holy Lance and understands the powers it serves, holds in his hand the destiny of the world for good or evil.”   

amazon.com

Holy Lance in Vienna
The Holy Lance in Vienna is displayed in the Imperial Treasury at the Hofburg Palace in Vienna, Austria. In the tenth century, the Holy Roman Emperors came into possession of the lance, according to sources from the time of Otto I (912–973). In1000, Otto III gave Boleslaw I of Poland a replica of the Holy Lance at the Congress of Gniezno. In 1084, Henry IV had a silver band with the inscription “Nail of Our Lord” added to it. This was based on the belief that this was the lance of Constantine the Great which enshrined a nail used for the Crucifixion. In 1273, the Holy Lance was first used in the coronation ceremony. Around 1350, Charles IV had a golden sleeve put over the silver one, inscribed Lancea et clavus Domini (Lance and nail of the Lord). In 1424, Sigismund had a collection of relics, including the lance, moved from his capital in Prague to his birthplace, Nuremberg, and decreed them to be kept there forever. This collection was called the Imperial Regalia (Reichskleinodien).
When the French Revolutionary army approached Nuremberg in the spring of 1796 the city councilors decided to remove the Reichskleinodien to Vienna for safe keeping. The collection was entrusted to one “Baron von Hügel“, who promised to return the objects as soon as peace had been restored and the safety of the collection assured. However, the Holy Roman Empire was disbanded in 1806 and the Reichskleinodien remained in the keeping of the Habsburgs. When the city councilors asked for the Reichskleinodien back, they were refused. As part of the imperial regalia it was kept in the Imperial Treasury and was known as the lance of Saint Maurice.
During the Anschluss, when Austria was annexed to Germany, the Reichskleinodien were returned to Nuremberg and afterwards hidden. They were found by invading U.S. troops and returned to Austria by American General George S. Patton after World War II.
Mitsubishi Lancer 1982
polodriver.com
Kurang lebih seperti ini mobil Mitsubishi Lancer 1982 yang dibeli keluargaku pada tahun 1982 akhir, setelah mendapat pesangon pindah dari rumah VB yang sudah 25 tahun ditempati di jalan Sukabumi Jakarta Pusat. Warna sama putih juga, cuma foto ini adalah yang bermesin 2000 cc, sedangkan yang dibeli keluargaku adalah yang 1400 cc. Selain perbedaan mesin, juga pada aksesoris spoiler di bawah bemper depan itu, karena kalau mesin 2000 cc tentu lebih besar dan bertenaga, jadi perlu tambahan spoiler untuk menahan angin agar mobil tidak melayang. Foto-foto lain dibawah ini adalah yang bermesin 1400 cc.
pompiclassiccar.blogspot.com
automobile-catalog.com
Suzuki Carry 1985
toplowridersites.com
Pada tahun 1985 mobil Lancer 1982 itu dijual oleh keluargaku dan kemudian beli mobil Suzuki Carry tahun 1985. Kurang lebih seperti diatas ini, warna putih, tapi ini foto yang lebih baru yaitu Suzuki Carry 1986. Beda terletak pada setrip, kalau yang 1985 polos tidak ada setrip di pinggir, di bagian bawah kaca samping depan, maupun di antara lampu depan.
Suzuki Carry tahun 1985     otosia.com
otosia.com

 
 

Setelah menulis soal Chevrolet Bel Air 1957 dan Opel Rekord 1966, sempat terpikir olehku apakah aku harus menulis juga soal Mitsubishi Lancer 1982 yang dibeli ayahku pada tahun 1982 setelah mendapat pesangon untuk pindah dari rumah VB di Jalan Sukabumi yang telah ditinggali selama 25 tahun. Rumah-rumah VB adalah rumah-rumah yang dulu dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Belanda, dan setelah kemerdekaan RI secara bertahap dialihkan ke pemerintah Indonesia melalui perusahaan BUMN. Rumah yang ditinggali oleh keluargaku sejak tahun 1958 itu semula ditangani oleh perusahaan Belanda Nilmeij, lalu dialihkan ke BUMN yang bergerak di bidang asuransi yaitu PT Jiwasraya.

Tapi aku pikir tentu harus ada alasan yang kuat untuk aku menulis juga soal Mitsubishi Lancer 1982 itu, sebab kalau sekedar menulis untuk nostalgia tidak akan terlalu penting karena aku bukan siapa-siapa.

Dalam surat Dua Perjalanan Bill Gates Dan Lukisan Untuk Rencana Perjalananku tertanggal 26 November 2014, aku menyebut mengenai di National Geographic Channel pernah beberapa kali diputar video mengenai dugaan kuat Hitler menggunakan kekuatan spiritual berupa ujung tombak yang pernah dipakai untuk menyalib Yesus. Namun aku tidak ingat betul kata untuk benda ujung tombak itu dalam bahasa Inggris. Cuma sepintas lalu aku ingat, kalau tidak salah adalah Sphere. Dan pada 27 November 2014 siang aku lihat di kamus Inggris-Indonesia, ternyata arti kata Sphere bukan tombak. Lalu aku lihat di di Kamus Indonesia-Inggris pada kata “tombak”, baru aku ingat kata yang benar adalah “Spear“. Dan, ini yang menarik, kata lain untuk tombak adalah “Lance“. Kemudian saat aku lihat lebih lanjut di Internet, artikel-artikel mengenai soal ini menggunakan kedua kata itu, ada yang menggunakan kata “Holy Spear” dan ada juga yang menggunakan kata “Holy Lance“. Sehingga aku pikir ini jadi ada alasan kuat untuk menulis soal mobil Lancer 1982 itu.

Kisah mengenai Holy Lance, atau disebut juga Holy Spear, Spear of Destiny, Lance of Longinus, atau Spear of Longinus, terdapat di Injil Yohanes yang seperti nama kakak tetanggaku Theo yang bantu aku saat Chevrolet Bel Air 1957 mogok di jembatan menjelang kawasan Puncak, yaitu Yohanes. Dikisahkan bahwa setelah Yesus disalib, lalu para prajurit Romawi yang bertugas melakukan eksekusi seperti biasa memeriksa mereka yang telah menjalani penyaliban, yang pada saat itu memang merupakan proses yang sering dilakukan. Ketika diketahui Yesus sudah wafat, untuk lebih memastikan lagi sang prajurit menusukkan tombak yang dia pegang ke bagian samping tubuh Yesus. Dan ternyata yang keluar selain darah, juga air, sehingga kemudian dianggap sebagai mukjizat. Dalam berbagai naskah, ada yang menyebutkan bahwa sang prajurit kemudian mengalami pengalaman ghaib sehingga lalu menjadi pengikut ajaran Yesus.

Holy Lance itu sendiri kemudian diketahui muncul lebih dari satu, baik yang merupakan Holy Lance itu maupun yang merupakan bagian dari Holy Lance, dan disimpan di tempat yang berbeda namun belum dapat dipastikan yang mana yang asli. Ada yang berada di Vatikan, ada yang di Wina Austria, ada yang di Armenia, dan ada yang di Antakya Turki. Pada masa Perang Dunia 2, Holy Lance yang ada di Austria itu diambil oleh pasukan Nazi Hitler untuk disimpan di Nuremberg Jerman. Lalu ketika pasukan sekutu dibawah pimpinan Jenderal Patton berhasil mengalahkan pasukan Nazi dan Hitler, Holy Lance itu dikembalikan ke Austria.

Kembali ke soal mobil pada keluargaku. Setelah sempat beli Chevrolet Bel Air buatan tahun 1957 pada tahun 1967, dengan kata lain beli mobil bekas usia 10 tahun, lalu setelah mobil itu mulai sering mogok dan onderdil saat itu juga sulit didapat, maka sekitar tahun 1970 mobil itu dihibahkan ke bengkel di jalan Surabaya. Kemudian pada tahun 1972 beli mobil Opel Rekord buatan tahun 1966, mobil bekas berusia 6 tahun, dan bertahan cukup lama sampai sekitar tahun 1980, dan lalu juga dihibahkan lagi ke bengkel setelah mulai sering mogok. Pada tahun 1982, keluargaku untuk pertama kali beli mobil yang masih baru, Mitsubishi Lancer 1982, langsung di toko di jalan Pecenongan.

Mungkin muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan pada tahun 1982 itu keluargaku beli mobil Mitsubishi Lancer. Waktu itu ayahku menyerahkan ke kakakku Faisal untuk memilih, apakah Toyota Corolla, atau Honda Civic, atau Mitsubishi Lancer. Karena yang paling murah adalah Mitsubishi Lancer 1400 cc buatan tahun 1982, maka kakakku pilih mobil itu. Sudah umum diketahui bahwa harga jual kembali mobil Mitsubishi Lancer memang tidak sebaik Toyota Corolla atau Honda Civic, karena itulah harga Mitsubishi Lancer yang dalam keadaan baru di toko juga lebih murah. Dan kemudian aku bersama keluarga pindah dari jalan Sukabumi 13 Jakarta Pusat ke jalan Limo 17 dekat Permata Hijau. Nama mobil Mitsubishi Lancer itu mengingatkan pada kata bahasa Indonesia “Lancar”. Sedangkan warna Hijau sering diidentikkan dengan warna surga. Jadi seperti isyarat agar aku berusaha melancarkan, memudahkan perjalananku ke surga, aku ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia.

Ada isyarat lain yang penting juga yaitu karena logo Mitsubishi itu kalau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai “Tiga Berlian”, antara lain agen tunggal mobil Mitsubishi di Indonesia adalah Krama Yudha Tiga Berlian Motors, maka aku harus hati-hati jangan sampai kepergianku dari dunia fana ini malah sekalian membawa orang-orang yang terkait dengan tiga, dan kemudian dunia malah kiamat. Dan kamu juga seperti mengkhawatirkan soal ini setelah aku menuliskan soal mobil Lancer itu dalam surat ini pada 27 November 2014 siang. Sehingga kamu memberi kode kepada aku pada Ada Apa Berita 27 November 2014 malam, di akhir acara kamu bersalaman dengan empat narasumber yang laki-laki semua, tapi lalu kamu tidak ikut pergi ke arah mereka ke kanan layar TV, kamu berbalik ke kiri layar TV seperti memisahkan diri sambil tersenyum ke kamera. Empat orang narasumber itu seperti mewakili aku sesuai namaku Firman yang dalam bahasa Jerman atau Belanda kata “fir” berarti empat. Jadi setelah ke empat orang itu menghilang dari kamera, kamu tidak pergi dengan mereka, seperti kode agar akupun kalau pulang ke akherat tidak perlu membawa kamu atau orang-orang lain.

Ini juga seperti sudah diantisipasi oleh Yang Di Langit sehingga pada tahun 1985 mobil Lancer itu dijual oleh keluargaku dan kemudian beli mobil Suzuki Carry tahun 1985. Pada saat itu pertimbangan beli Suzuki Carry tahun 1985 adalah karena model yang bagus dibanding minibus sekelas, harga juga lumayan bersaing. Saat aku kerja di American Express tahun 1989, mobil yang dimiliki keluargaku adalah Suzuki Carry tahun 1985 itu yang sering juga aku bawa ke kantor American Express di gedung Arthaloka jalan Jenderal Sudirman. Dan baru setelah aku menulis soal Lancer 1982 itu di surat ini, aku mulai berpikir arti kata Carry adalah “bawa”, jadi seperti isyarat dari langit agar kalau aku ketemu ajal aku tidak perlu bawa orang-orang lain. Sedangkan merk Suzuki seperti terkait ibu dan ayahku, dimana dalam bahasa daerah orang tuaku sebutan untuk ayah adalah “kai”. Dan sekarang kedua orangtuaku sudah tidak ada di dunia ini, jadi klop dengan mobil Suzuki Carry itu, aku dibawa oleh orang tuaku untuk pindah dari dunia fana ini, untuk kebaikan umat manusia.

Mungkin karena itu pula pada saat aku mempersiapkan tulisan soal Opel Rekord 1966, aku jadi tahu dari Internet bahwa sejak tahun 2013 dari berbagai tipe mobil Opel, ada tipe mobil Opel Cascada yang dirancang untuk empat orang seperti terkait namaku Firman yang dalam bahasa Jerman atau Belanda kata “fir” berarti empat, dan bagian atap bisa dibuka sesuai kesediaanku untuk mengalami ruh ditarik dari kepalaku, ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia. Selain itu diantara tipe mobil Opel ada yang bernama Opel Astra, dimana nama Astra itu seperti berarti “Amerika Serikat terang” seperti pernah aku ungkapkan pada “Interstellar Kubur AM Di Laut Dan Mencegah E Naik Menghadap Ilahi“.

 
 

Jakarta,  30 November 2014.
wassalam,

 
 

a.m. firmansyah
sms +62812 183 1538

 
 
 

Leave a comment